Lockheed Martin YF-22 memenangkan kontes Air Force's Advanced Tactical Fighter (ATF) melampaui Northrop YF-23 pada April 1991. Pada tahun 1983 Angkatan Udara USA telah mengeluarkan permintaan untuk proposal program ATF, yang berdasarkan pada konsep pesawat tempur terbaru. Program F-22 adalah pengembangan next-generation air superiority fighter untuk Angkatan Udara Amerika untuk mendominasi pertahanan udara dan mengatasi ancaman-ancaman dari seluruh dunia.
Kedua prototipe YF-22 and YF-23 telah dibangun, satu prototipe pesawat masing-masing bertenaga mesin Pratt & Whitney F119 dan yang lainnya menggunakan Turbofan General Electric F120, memungkinkan Angkatan Udara untuk memilih pengaturan airframe/propulsi yang terbaik. Prototipe kedua YF-22, cocok dengan engine Pratt & Whitney, yang memiliki kecepatan jelajah 1,58 Mach tanpa afterburner dan 1,7 Mach dengan afterburner. Kombinasi ini dianggap paling didambakan, baik Lockheed maupun Pratt & Whitney telah menerbitkan kontrak untuk proses produksi. Pesawat F-22 Fighter diresmikan pada bulan April 1997 dan diberi nama Raptor.
Akhir Perang dingin sangat mengurangi ancaman militer yang dihadapi oleh Amerika serikat, sehingga Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (House Appropriations Committee) merekomendasikan untuk menghentikan produksi F-22, sebagian didasarkan pada kekhawatiran atas pertumbuhan biaya dan penganggaran yang tidak realistis. Angkatan Udara mengatakan kepada Komite bahwa pengembangan ATF menelan biaya sekitar $ 14 milyar 900 juta dolar sudah lebih dari estimasi yang disediakan setengah tahun sebelumnya.
Pada tahun-tahun berikutnya biaya terus meningkat, dan diperkirakan sebesar $ 23 miliar pada tahun 1999.
Meskipun kelebihan biaya dan pemotongan jumlah pesawat yang dipesan, F22 Raptor mencapai kemampuan operasional awal, dan lulus “Mission Capable” saat uji terbang pertengahan Januari 2006.
Pada akhir Februari 2006 Jenderal Ronald Keys, Panglima Angkatan Udara Amerika (ACC), merevisi rencananya untuk mendapatkan armada F-22 Raptor sebanyak 183 unit, dan akan melayani 126 unit pesawat tempur yang siap pakai.
Engine Pratt & Whitney F119-PW100
Raptors menggunakan dua engine Pratt & Whitney F119-PW100. Engine F-119 mampu terbang jelajah dengan kecepatan supersonik tanpa afterburner yang merupakan kemampuan penting dari F/A-22, dengan supercruise 1.5+ Mach yang didemonstrasikan pada saat flight test. Engine F-119 memiliki Power-to-Weight Ratio (PWR) yang tinggi yaitu 1.4:1, dan mampu menghasilkan thrust afterburning 156 kN (15900 kgp atau 35000 lbf). Engine F-119 memiliki part yang diperkecil dan telah dirancang agar mudah dalam perawatan. Komponen penting, harnesses, dan plumbing ditempatkan di bagian bawah mesin untuk mempermudah akses kru, dan semua komponen dapat dilepas atau diganti dengan salah satu dari enam alat standar. Modul mesin kontrol digital, dengan dua kontroler per mesin dan dua komputer per controller, untuk meningkatkan kehandalan.
Spesifikasi Pesawat Tempur F-22 Raptor





F-22 Raptor
| |
Version
|
F-22A Raptor
|
Manufacturer(s)
|
Lockheed Martin
|
Country
|
USA
|
Role
|
Air dominance, multi-role fighter
|
Powerplant
|
Pratt & Whitney F119-PW-100 turbofan engine with afterburners (2x)
|
Thrust
|
35,000+ lbs (each engine)
|
Length
|
62.1 (ft)
|
Height
|
16.8 (ft)
|
Wingspan
|
44.6 (ft)
|
Weight (empty)
|
43,430 (lbs)
|
Max t/o weight
|
83,500 (lbs)
|
Rate of climb
| |
Speed
|
1,522 (mph)
|
Range
|
1,840 (ft)
|
Ceiling
|
50,000 (ft)
|
Crew
|
1
|
First deployment
|
n/a
|
Cost
|
n/a
|
Comment
|
Range > 1,840 mi
|

F/A-22 memiliki konstruksi campuran titanium (39% by weight); komposit (24%); campuran aluminium pesawat (16%); dan thermoplastik (1%). Konstruksi pesawat tempur ini menggunakan Teknik pengelasan dan fabrikasi komposit yang canggih. "Radar Absorbent Material (RAM)" digunakan di lokasi kritis untuk mengurangi aircraft's radar signature, dan kontur pesawat sengaja didesain agar tidak mencolok bagi radar. Lubang (Apertures), seperti weapon bay dan pintu landing gear, harus zig zag untuk memecah kembali radar. Lapisan keseluruhan permukaan pesawat juga mampu mengurangi signature infra merah. Sementara pesawat siluman tua membutuhkan perawatan yang besar, penanganan hati-hati, dan perlindungan dari cuaca untuk menjaganya agar tetap stealthy, F/A-22 tidak akan memerlukan upaya luar biasa untuk mempertahankan karakteristik siluman nya.
Artikel Terkait
- Sistem Sensor Cerdas Bisa Turunkan Konsumsi Energi Bandara
- Bagaimana Peluang Pesawat N219
- Kursi Dekat Lorong Pesawat Paling Rentan Penularan Penyakit?
- Kisah pramugari yang selamat setelah jatuh dari ketinggian 10.000 meter
- Menghidupkan kembali 'burung raksasa' buatan Uni Soviet
- Mengenal Konsep Aerocity atau Aerotropolis Bandara
- Tinjauan: Prospek dan Tantangan Industri Pesawat di Indonesia
- Ruang Tunggu Emirates di Bandara Dubai
- RENCANA INDUK BANDAR UDARA
- UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar