(Jakarta, Gloopic) Karakteristik Umum Bisnis Airlines
1. Industri jasa (service industry)
Bisnis jasa : memberikan jasa pada pelanggan, memindahkan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain dengan harga yang telah disetujui.
2. Padat modal (capital intensive)
Bisnis ini memerlukan dana yang besar tidak hanya pada awalnya tetapi secara terus menerus.
Membutuhkan banyak peralatan dan fasilitas yang mahal, dari pesawat sampai flight simulators untuk pelatihan dan hanggar untuk perawatan. Kebutuhan modal membutuhkan profitabilitas yang konsisten dalam jangka panjang.
3. Arus kas tinggi (high cash flow)
Bagi airlines yang memiliki pesawat sendiri, terdapat biaya depresiasi selama pemakaian : membutuhkan positive cash flow. Pada umumnya airlines menggunakan cash flow untuk membayar utang atau mendapatkan pesawat baru.
4. Padat karya (labor intensive)
Bisnis Airlines jenis ini mempekerjakan banyak karyawan dari berbagai tingkatan dan fungsi. Karyawan meliputi bidang operasional, teknik, manajemen dan perencanaan, keuangan dan organisasi.
5. Sangat terorganisir (highly unionized)
Industri ini penuh dengan peraturan-peraturan ketat.
6. Rentan terhadap perkembangan teknologi yang pesat dan akibatnya
Perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pesawat udara.
- Pengurangan berat pesawat.
- Penghematan bahan bakar.
- Peningkatan ukuran pesawat udara.
- Peningkatan kecepatan terbang.
- Peningkatan jarak tempuh terbang
7. Pertumbuhan penerbangan tak berjadwal yang tinggi.
- Pada awalnya berupa charter militer dan pemerintah serta perorangan/organisasi.
- Kompetisi antar perusahaan charter menjadi ancaman perusahaan berjadwal.
- Operasi dan batasan-batasan lain antara penerbangan berjadwal dan bukan menjadi tidak jelas dan sulit diatur.
8. Musiman (seasonal)
- Di Eropa dan Amerika Utara, musim panas merupakan musim tersibuk adalah musim Liburan.
- Di Indonesia, masa sibuk adalah musim lebaran.
- Revenue bergantung pola perjalanan yaitu revenue mengalami kenaikan dan penurunan secara mencolok sepanjang tahun
9. Sifat Produk yang Khas
Produk dasar airlines :
- Pelayanan asal-tujuan.
- Jadwal perjalanan.
- Ketersediaan kursi.
Produk pendukung :
- Pelayanan pre-, in-, dan post-flight.
- Customer loyalty program (FFP-Frequent Flyer Program).
- On time performance (OTP).
- Kenyamanan, tingkat kebisingan, kecepatan penerbangan (berkaitan dengan type pesawat).
Profit Margin yang tipis (Marginal Profitability)
- Rate of return rendah.
- Di US net profit bisnis penerbangan sekitar 1-2% lebih rendah dibanding rata-rata bisnis lain sekitar 5%.
·
Kompetisi Airlines
Supplier
- Industri manufaktur pesawat (Boeing, Airbus, dll).
- Mempunyai kekuatan menentukan harga jual pesawat yang diproduksi dan dioperasikan airlines.
- Persaingan antara moda (Intermodal Competition)
- Alternatif pilihan moda lain yang dapat dipilih oleh penumpang pada segmen yang sama.
- Persaingan pada biaya, waktu perjalanan, tingkat layanan.
- Penumpang atau cargo (Customer)
- Calon penumpang memiliki kekuatan untuk memilih airlines mana yang dipilih juga modus transportasi mana yang akan digunakan.
- Pesaing baru yang berpotensi (Potential Entrants)
- Masuknya airlines baru setelah deregulasi dengan karakteristik produk yang sama (homogen) à bersaing dengan airlines yang sudah ada.
Inter – Airlines Pooling Agreements
Persetujuan atau kompromi antar dua airlines yang beroperasi pada rute yang sama untuk saling berbagi pasar dengan tujuan :
- Membagi kapasitas jika airlines yang satu lebih lemah dari airlines yang lain.
- Contoh : Garuda Indonesia mempunyai kekuatan modal dan image yang lebih baik dibandingkan Phillipine Airlines dan keduanya sama-sama melayani rute Jakarta-Manila. Untuk memperkecil persaingan di antara keduanya, garuda Indonesia dan Phillipine Airlines membuat kesepatakan mengenai pembagian kapasitas, misalnya masing-masing mendapat 50% dari jumlah frekuensi yang disediakan pada rute Jakarta-Manila.
- Menghilangkan kompetisi dalam frekuensi penerbangan serta meningkatkan load factor jika kedua airlines yang bersangkutan mempunyai kekuatan dan pengaruh yang hampir sama.
- Contoh: Garuda Indonesia dan Royal Brunei Airlines dapat dikatakan mempunyai kekuatan yang sama di dunia transportasi udara dan kedua-duanya melayani rute Jakarta-Brunei Darussalam. Untuk memperkecil persaingan antara keduanya, Garuda dan Royal Brunei membuat kesepakatan untuk membagi frekuensi penerbangan, misalnya jika total penerbangan 8 kali penerbangan sehari, Garuda dan Royal Brunei masing-masing mendapat 4 kali rute penerbangan pada rute Jakarta-Brunei Darussalam.
Jenis-jenis Pooling
Revenue cost pool
- Hanya satu airlines diijinkan untuk beroperasi melayani rute yang bersangkutan untuk kepentingan semua airlines yang terlibat dalam pool.
- Biaya operasi dan pendapatan operasi saling dibagi di antara masing-masing airlines sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan sebelumnya.
Contoh: Suatu pool terdiri dari airlines A,B, dan C. Karena permintaan lalu lintas terbatas, maka disepakati agar semua penumpang pada suatu rute dalam suatu periode tertentu hanya dilayani oleh airlines A. Dengan demikian penumpang yang membeli tiket airlines B dan C pada rute tersebut, akan diangkut dan dilayani oleh airlines A disepakati akan dibagi bersama oleh ketiga airlines, msialnya airlines A mendapat 80% dari biaya dan pendapatan total, sedangkan airlines B dan C masing-masing berkontribusi 10% biaya dan pendapatan.
Revenue sharing pool
- Semua airlines yang berada dalam satu pool melayani rute yang disepakati dengan komposisi kapasitas yang disanggupi. Seluruh pendapatan yang diperoleh pada sektor atau rute tersebut akan dibagi sesuai dengan konstribusi kapasitas yang disediakan masing-masing airlines.
Contoh: Untuk rute Jakarta-Brunei Darussalam disediakan 800 kursi penumpang setiap harinya. Garuda dan Royal Brunei melayani rute tersebut menyediakan pesawat udara dengan masing-masing jumlah total 500 dan 300 kursi penumpang. Dengan model kesepakatan seperti ini, Garuda akan mendapat porsi 5/8 dari seluruh pendapatan yang didapatkan kedua airlines dan sisanya 3/8 milik Royal Brunei, tanpa bergantung pada jumlah penumpang total yang sesungguhnya diangkut oleh masing-masing airlines.
Inter-Airlines Royalty Agreements & Code Sharing
Inter-Airlines Royalty Agreements
- Bila suatu airlines tidak memiliki kebebasan kelima dan ingin mendapatkan hak tersebut tetapi perjanjian bilateral tidak memungkinkan, airlines tersebut dapat membeli hak itu dengan membuat perjanjian royalti dengan airlines negara yang bersangkutan.
- Saat ini juga berkembang untuk kebebasan keenam, ketiga dan keempat.
- Terjadi bila salah satu airlines yang disepakati melayani rute yang disepakati dalam perjanjian bilateral memutuskan untuk tidak mengoperasikan rute tersebut.
- Airlines lawan dapat mengangkut seluruh lalu lintas yang seharusnya diangkut airlines yang tidak beroperasi dengan membayar royalti sebagai kompensasi terhadap rute yang diberikan.
Code Sharing
- Bentuk kerjasama antara dua airlines atau lebih untuk saling membagi akses pada sistem reservasi airlines sehingga seluruh jalur penerbangan yang dimiliki airlines yang satu dapat digunakan oleh airlines lain.
- Airlines secara efektif dapat menggunakan sistem airlines lain untuk meningkatkan jangkauan pasar dari kota basis operasinya.
- Otoritas untuk menjalankan dilakukan menurut pasar yang diinginkan.
Aliansi
Aliansi merupakan Komitmen antar airlines untuk mengejar kegiatan pemasaran bersama dan dipicu oleh kebutuhan mengembangkan network yang ada bersama airlines lain dalam memenuhi demand yang semakin bertambah.
Keuntungan airlines ikut aliansi :
- Destinasi penerbangan bertambah.
- Terjadi konsolidasi pasar.
- Ada koordinasi jadwal.
- Ada pertambahan market share dan juga revenue.
- Biaya airlines dapat ditekan melalui :
- Program maintenance bersama.
- Program frequent flyer bersama.
- Program pemanfaatan fasilitas bersama.
- Program pengembangan IT bersama.
Program advertising bersama.
Program ini dilakukan dengan melakukan pengembangan pesawat bersama dan juga prosedur handling bersama di bandara (migration process, check-in process, seat assigment, baggage handling).
Market Share of World Airlines Traffic, 2003

Membutuhkan banyak peralatan dan fasilitas yang mahal, dari pesawat sampai flight simulators untuk pelatihan dan hanggar untuk perawatan. Kebutuhan modal membutuhkan profitabilitas yang konsisten dalam jangka panjang.
Jenis-jenis Pooling
Keuntungan airlines ikut aliansi :
Oneworld
| ![]() |
American Airlines, British Airways, Aer Lingus, Cathay Pacific, Finnair, Iberia, LanChile, Qantas.
| |
Star
| |
United Airlines, Lufthansa, Air Canada, Air New Zealand, ANA, Asiana, Austrian, bmi british midland, LOT Polish Airlines, Mexicana, SAS, Singapore, Spainair, Thai Airways, Varig, US Airways, TAM.
| |
SkyTeam
| |
Air France, Delta Airlines, Aeromexico, Alitalia, CSA Czech Airlines, Korean Air, Northwest, Continental, KLM.
|
Keuntungan Beraliansi :
- Meningkatkan kekuatan pemasaran.
- Meningkatkan strategi jaringan, yang diberikan oleh dua jaringan operasi yang saling melengkapi.
- Memungkinkan penerapan skala ekonomi dalam operasi
- Memungkinkan operasi bersama dengan menggunakan pesawat salah satu mitra demi menghemat biaya operasi.
- Memungkinkan peluang saling membagi slot di bandara-bandara yang padat.
- Membuat takut airlines kompetitor yang bersifat predator.
Kendala Beraliansi :
- Citra salah satu mitra dapat dirusak karena pelanggan memiliki persepsi bahwa kualitas airlines mitra tidak sebaik yang pertama.
- Kesepakatan dalam memadukan jadwal penerbangan dan atau strategi pemasaran atau standar layanan yang diberikan tidak terlalu mudah dilakukan dan sering sekali memakan waktu.
- Gaya manajemen dan budaya perusahaan mungkin berbeda sehingga menimbulkan banyak perselisihan yang membutuhkan upaya penyelesaian yang tidak mudah.
- Saling membagi biaya dalam suatu layanan bersama juga sering menimbulkan perselisihan dan membutuhkan waktu yang lama untuk penyelesaian.
- Aliansi tidak selalu memberikan keuntungan bagi semua pihak yang bermitra.
- Strategi salah satu mitra mungkin perlu diganti agar mengakomodasi strategi baru yang disepakati.
- Pemerintah mungkin menaruh curiga terhadap kolusi untuk mengurangi kompetisi dan meningkatkan harga tiket.
Merger dan Akuisisi
Tujuan dari merger dan akuisisi adalah :
- Meningkatkan performa ekonomi (operasi dan pemasaran).
- Penguatan finansial (kemampuan bertahan dalam roda bisnis, kompetisi, dan lower cost of debt).
- Penguatan pasar (mengurangi kompetisi atau memperkuat kemampuan penyerapan pasar penumpang).
- Biasanya, satu airlines lemah diakuisisi oleh airlines yang kuat.
- Tipe-tipe merger adalah :
- Horizontal : yaitu dua airlines atau lebih dengan kategori yang sama bergabung, contoh: PanAm dan National, United dan Capitol, Nortwest dan Republic.
- Vertical : yaitu Airlines merger dengan perusahaan bukan airlines tapi masih berhubungan dengan produksi airlines seperti, perusahaan service, ground handling,konsesi bahan bakar di bandara.
- Congeneric : yaitu merger atau akuisisi dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan secara vertikal atau horizontal, seperti hotel atau rental mobil, contoh: United dengan Westin Hotels, Psa dan Valcar.
- Conglomerate : yaitu bersatunya dua perusahaan yang tidak berhubungan, contoh: TWA meng-akuisisi Century 21 Realtors, Hardee Restaurants, Hilton Hotel Internationals, dll.
Tipe-Tipe Kerjasama

Model Organisasi Airlines
Model tradisional
yaitu suatu model organisasi dimana Airlines menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan dengan fungsi dan service, model seperti ini digunakan oleh organisasi Airlines :
- Delta
- Iberia
- Thai Airways
Model virtual
yaitu suatu model organisasi dimana Airlines mendelegasikan (outsource) beberapa atau sebagian fungsi dan kebutuhannya kepada pihak lain, model seperti ini digunakan oleh organisasi Airlinesi :
- BA
- EasyJet
- Go
Model bisnis
yaitu suatu model Airlines memiliki sebagian unit bisnis yang mendukung operasi, tetapi pendapatan utama dari bisnis unit ini diperoleh dari pihak lain, model seperti ini digunakan oleh organisasi Airlines i:
- Lufthansa
- Singapore Airlines
- Swissair
Traditional Airlines Model

Virtual Airlines Model

Aviation Business Model

By : Kang Igun
Dari berbagai Sumber.
Artikel Terkait
- Sistem Sensor Cerdas Bisa Turunkan Konsumsi Energi Bandara
- Bagaimana Peluang Pesawat N219
- Kursi Dekat Lorong Pesawat Paling Rentan Penularan Penyakit?
- Kisah pramugari yang selamat setelah jatuh dari ketinggian 10.000 meter
- Menghidupkan kembali 'burung raksasa' buatan Uni Soviet
- Mengenal Konsep Aerocity atau Aerotropolis Bandara
- Tinjauan: Prospek dan Tantangan Industri Pesawat di Indonesia
- Ruang Tunggu Emirates di Bandara Dubai
- RENCANA INDUK BANDAR UDARA
- UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar